Rabu, 08 Juni 2011

ketika seni didong dihadapkan pada kemajuan zaman, maka pertanyaan yang sering muncul adalah seberapa besar kecintaan masyarakat terutama kaula muda terhadap didong itu sendiri. Banyak fihak menuntut agar didong dapat lebih maju, lebih, lebih dan lebih tanpa banyak yang menyadari bahwa untuk menjadi ceh, maka seseorang harus mampu menghancurkan masa depannya sendiri, dalam arti kekurangan ekonomi. "si ara jema temas ari ceh, orop demu rege rokok urum kupi nge kul tuk" begitu kata seorang ceh yang sudah senior di tanoh gayo, dan itu benar adanya

Sabtu, 07 Mei 2011

THE YOUNG GENERATION

assalamualaikumwarahmatulahiwabarakkatuh.  Kene tetue( kata orang tua: red ) nge mujantan tegep berulung rubu, gere ne layu kesilihpe musim, artinya kira-kira telah berakar dan berdaun lebat takkan layu walau berganti musim, demikian juga dengan jiwa seni dan kecintaan akan didong yang telah tertanam dihati bebujang kung (pemuda kung). Didong tetap bersemi ditengah derasnya arus globalisasi yang menantang kehidupan pemuda kung, terbukti dengan tangguhnya ceh-ceh muda diarena laga kata-kata. Diluar dugaan para orang tua Tanoh Gayo yang sarat dengan asam garam budaya dan seni Gayo, ceh-ceh Generasi Ketiga Kemara ternyata mampu menyajikan tamsilan kata  dengan makna yang mengandung filosofi kehidupan. Pialapun selalu yang Terrr... yang dibawa pulang pada setiap festival didong. Ceh Ismadi sebagai ceh satu diapit Armizan dan Thaib selalu siap atas Tep Onem lawan yang terkadang menyentil rasa dan memerahkan antena ( lagu redio ge ). Ceh Sarami alias Onot, Irfan, serta Sura sebagai spesialis pengobat luka hati lawan yang terkadang harus demikian demi menghibur hati kaula muda yang senantiasa ramai (maklum Fans kita buannnnyak bro). nge ya mulo, tanggal 9 mei kase i gentala nonton boh pong........asaluale. Wassalam

Minggu, 06 Maret 2011

KEMARA

Didong adalah seni mengolah kata dalam berbalas pantun yang yang dipadukan dengan gerak yang sederhana dengan ritme tepukan tangan oleh pengiring. Biasa diadakan untuk memeriahkan pesta pernikahan atau acara adat Tanoh Gayo lainya.
KEMARA BUJANG, sebuah grup didong yang berasal dari Kampung Kung, Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Berdiri sekitar tahun 40-an yang dimotori oleh Ceh Sali Gobal, bersama rekan-rekan beliau Kemara telah bertanding dengan banyak "Grup Uken" dan mendapat atensi yang tinggi dari masyarakat. Lagu Kemara tidak asing lagi ditelinga masyarakat Gayo seantero Dunia ( kedahneso,......:) ) dan telah dipopulerkan oleh banyak Penyanyi lagu daerah dengan aransemen musik.
Sampai tulisan ini "diposting" kemara masih aktif bertanding bersama ceh generasi muda yang loyal dengan sintak ( dialek lagu) leluhur mereka, dan Alhamdullillah selalu menang (kene penonton,......)
Bagi pemuda Kung didong telah mendarah daging, tersirat dalam bait syair "berketibung iwani jantung, berjunte iwani ate" dengan mentalitas dan semangat yang tinggi, telah tertanam dalam syair "JENYONG NIKO RAMUNG SAKIT DAYUNG BATANG GESING" begitulah kami,........pemuda kung dalam meneruskan cita-cita leluhur yang amat cinta dengan kemajuan negeri yang dibangun dengan kedamaian yang berlandaskan iman kepada Sang Khalik.  Wassalam...................